MAKALAH
KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP
DAN UPAYA PELESTARIANNYA
Diajukan untuk memenuhi tugas individu pada salah satu mata pelajaran
Disusun Oleh :
Nama : Alfansuri
Kelas : VII
Guru Pembimbing :
Luluk Puspito Rini, S.Pd
19680721.199201.002
BIOLOGI
/ ILMU PENGETAHUAN ALAM
SMP
NEGERI 23 PEKANBARU
JLN.
GARUDA SAKTI KM. 3
PEKANBARU
T.P.
2010/2011
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, berkat rahmat dan
hidayah Allah akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Upaya Pelestariannya”. Shalawat dan salam
penulis mohonkan kepada Allah untuk nabi Muhammad SAW, yang telah membawa
pembaharuan di tengah-tengah kebodohan manusia menuju zaman yang penuh
kemajuan.
Makalah ini di susun guna memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Biologi.
Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa makalah ini kami berusaha mengupas
penjelasan tentang Keanekaragaman Makhluk Hidup pada Semester II(Genap) ini . Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Guru yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan.
Apabila terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam makalah ini, penulis minta maaf yang sebesar-besarnya. Penulis
yakin bahwa makalah ini tidak semuanya sempurna, maka penulis menerima kritik
dan saran dalam rangka penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan menerima hasil yang diharapkan.
Pekanbaru,
04 Juni 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Ø KATA PENGANTAR…………………………………………………….i
Ø DAFTAR ISI............................................................................. ii
Ø BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang …………………….………………………………… 1
B.
Tujuan
Penelitian ................................................................. 1
C.
Metode
Penelitian ................................................................ 1
Ø BAB II PEMBAHASAN I
A.
Pengertian
Keanekaragaman Makhluk Hidup...................... 2
B.
Mengapa
Dapat Terjadi Keanekaragaman Makhluk Hidup?. 2
C.
Tindakan
Manusia Yang Mengakibatkan Menurunnya
Keanekaragaman Makhluk Hidup......................................... 4
Ø BAB III PEMBAHASAN 2
A.
Manfaat
Keanekaragaman Makhluk Hidup........................... 8
B.
Dampak
Buruk Dari Menurunnya Keanekaragaman
Makhluk Hidup...................................................................... 9
C.
Upaya
Manusia Yang Melestarikan dan Meningkatkan Keanekaragaman Makhluk Hidup............................................................................................. 10
D. Upaya Pelestarian Keanekaragaman
Makhluk Hidup
Di Riau.................................................................................. 13
Ø BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
.......................................................................... 15
B.
Saran
................................................................................... 15
Ø DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 16
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Di lingkungan sekitar kita, kita dapat menemui berbagai
jenis makhluk hidup. Berbagai jenis hewan misalnya ayam, kucing, serangga, dan
sebagainya, dan berbagai jenis tumbuhan misalnya mangga, rerumputan, jambu,
pisang, dan masih banyak lagi jenis tumbuhan di sekitar kita. Masing-masing
makhluk hidup memiliki ciri tersendiri sehingga terbentuklah keanekaragaman
makhluk hidup yang disebut dengan keanekaragaman hayati atau biodiversitas.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan
kami menyusun makalah ini antara lain:
1.
Untuk memenuhi salah satu
tugas mata pelajaran biologi.
2.
Menambah wawasan akan
keanekaragaman hayati dan upaya pelestariannya.
C. Metode Penelitian
Metode
penelitian yang kami gunakan untuk mencari sumber-sumber untuk pembuatan
makalah ini adalah dengan cara mengumpulkan data dari buku-buku dan
beberapa situs di internet.
BAB
II
PEMBAHASAN I
A. Pengertian
keanekaragaman makhluk hidup
Keanekaragaman makhluk hidup/keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa Inggris: biodiversity)
adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang
secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan
mikroorganisme serta ekosistem dan
proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat
juga diartikan sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem
atau bioma
tertentu. Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai ukuran kesehatan
sistem biologis.
Keanekaragaman hayati
tidak terdistribusi secara merata di bumi; wilayah tropis
memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya, dan jumlah keanekaragaman
hayati terus menurun jika semakin jauh dari ekuator.
Keanekaragaman hayati yang
ditemukan di bumi adalah hasil dari miliaran tahun proses evolusi.
Asal muasal kehidupan belum diketahui secara pasti dalam sains. Hingga sekitar
600 juta tahun yang lalu, kehidupan di bumi hanya berupa archaea, bakteri, protozoa,
dan organisme
uniseluler lainnya sebelum organisme
multiseluler muncul dan menyebabkan ledakan
keanekaragaman hayati yang begitu cepat, namun secara periodik dan eventual
juga terjadi kepunahan secara besar-besaran akibat aktivitas bumi, iklim,
dan luar angkasa.
B. Mengapa
dapat terjadi keanekaragaman makhluk hidup
Kenekaragaman dapat
terjadi akibat dipengaruhi oleh factor genetic dan factor lingkungan. Factor
genetic atau factor keturunan adalah sifat
dari makhluk hidup itu sendiri yang diperoleh dari induknya. Factor genetic
ditentukan oleh gen atau pembawa sifat.
Factor lingkungan adalah
factor dari luar makhluk hidup yang meliputi lingkungan fisik, lingkungan
kimia, dan lingkungan biotik. Lingkungan biotik misalnya suhu, kelembapan
cahaya, dan tekanan udara. Lingkungan kimia misalnya makanan, mineral,
keasaman, dan zat kimia buatan. Lingkungan biotik misalnya microoaganisme,
tumbuhan, hewan, dan manusia.
Keanekaragaman makhluk
hidup dapat terbentuk karena perkawinan (persilangan) dan kondisi lingkungan.
1.
Perkawinan (persilangan)
Perkawinan dapat
menghasilkan keanekaragaman. Perkawinan yang dimaksud adalah perkawinan antar
individu berbeda sifat, tetapi tergolong dalam jenis (spesies) yang sama.
Perkawinan antara spesies
yang berbeda mungkin dapat menghasilkan keturunan, tetapi keturunannya itu
tidak mampu menghasilkan keturunan yang baru. Yang mana keturunan yang baru
itu, merupakan keturunan yang steril.
Perkawinan antar individu
didalam jenis (spesies) yang sama akan menghasilkan keturuna yang fertil.
Artinya, keturunan tersebut mampu berkembang biak menghasilkan keturunan
berikutnya. Didalam spesies yang sama terdapay perbedaan sifat. Perkawinan
antar makhluk hidup yang berbeda sifat dapat menghasilkan keturunan yang
memiliki sifat baru. Keturunan dengan sifat yang baru tersebut merupakan
individu baru. Perkawinan demikian disebut pembastaran atau persilangan. Jadi,
melalui pembastaran akan muncul keanekaragaman yang baru.
Persilangan buatan banyak
dilakukan pada tumbuh-tumbuhan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sifat baru
yang unggul. Misalnya, persilangan tebu untuk memperoleh bibit tebu yang
unggul. Demikian pula dengan untuk mendapatkan bibit padi, jagung, dan kedlai
atau hewan budidaya tertentu.
2.
Keadaan lingkungan
Keadaan lingkungan dapat
mempengaruhi keanekaragaman makhluk hidup yang ada. Berikut akan diberi
contohnya :
v Biasanya
jenis makhluk yang ada di daerah subur lebih banyak dibandingkan dengan di
daerah gersang. Jadi, keanekaragaman makhluk hidup di daerah subur lebih tinggi
daripada di daerah gersang. Indonesia termasuk daerah Negara yang subur dan
memiliki keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi.
v Disebuah
batu di tepi sungai terdapat berbagai makhluk hidup. Misalnya lumut, tumbuhan
paku, rumput, lumut kerak, dan siput. Keanekaragaman makhluk hidup di sisi batu
yang kering berbeda dengan keanekaragaman makhluk hidup di sisi batu yang
kering. Dalam contoh ini, keanekaragaman dipengaruhi oleh kelembapan dan
ketersediaan air.
Dipermukaan bumi terdapat
beragai spesies makhluk hidup. Sebagaimana telah di uraikan, makhluk hidup yang
berbeda spesies tidak dapat menghasilkan keturunan yang fertile. Bahkan,
makhluk hidup yang berbeda spesies ada yang tidak dapat melakukan perkawinan.
Bagaimana terjadinya
makhluk hidup yang beranekaragaman ? Makhluk hidup berada di dalam lingkungan
yang senantiasa berubah. Makhluk hidup harus dapat menyesuaikan diri
(beradaptasi) terhadap lingkungannya. Makhluk hidup yang mampu beradaptasi akan
lestari. Sebaliknya, makhluk hidup yang tidak dapat beradaptasi akan punah.
Makhluk hidup yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut dapat
memunculkan spesies baru.
C.
Tindakan Manusia Yang Mengakibatkan Menurunkan Keanekaragaman Makhluk
Hidup
Aktifitas
manusia dapat menurunkan keanekaragaman hayati. Hingga saat ini, berbagai jenis tumbuhan
dan hewan terancam punah dan beberapa di antaranya telah punah. Sebagai contoh,
Australia selama 20 tahun telah kehilangan 41 jenis mamalia, 18 jenis burung,
reptilia, ikan, dan katak, 200 jenis invertebrata, dan 209 jenis tumbuhan.
Sementara itu, Indonesia kehilangan beberapa satwa penting, misalnya
harimau bali. Saat ini hewan tersebut tidak pernah ditemukan lagi
keberadaannya, alias kemungkinan sudah punah. Hewan-hewan seperti badak bercula
satu, jalak bali, dan trenggiling juga terancam punah. Belum lagi beberapa
jenis serangga, hewan melata, ikan, dan hewan air, yang sudah tidak ditemukan
lagi di lingkungan kita.
Kepunahan keanekaragaman hayati diduga disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu sebagai berikut:
1.
Perusakan
Habitat
Habitat
didefinisikan sebagai daerah tempat tinggal organisme. Kekurangan habitat
diyakini manjadi penyebab utama kepunahan organisme. Jika habitat rusak maka
organisme tidak memiliki tempat yang cocok untuk hidupnya. Kerusakan habitat
dapat diakibatkan karena ekosistem diubah fungsinya oleh manusia, misalnya
hutan ditebang dijadikan lahan pertanian, pemukiman dan akhirnya tumbuh menjadi
perkotaan. Kegiatan manusia tersebut mengakibatkan menurunnya keanekaragaman
ekosistem, jenis, dan gen.
Selain akibat aktifitas manusia, kerusakan habitat juga dapat diakibatkan
oleh bencana alam misalnya kebakaran, gunung meletus, dan banjir.
Perusakan terumbu karang di laut juga dapat menurunkan keanekaragaman ayati
laut. Ikan-ikan serta biota laut yang hidup bersembunyi di dalam terumbu
karangtidak dapat lagi hidup dengan terntram, beberapa di antaranya tidak dapat
menetaskan telurnya karena terumbu karang yang rusak. Menurunnya populasi ikan
akan merugikan nelayan dan mengakibatkan harga ikan meningkat. Kehidupan para
nelayan menjadi terganggu.
2.
Penggunaan
Pestisida
Yang termasuk pestisida misalnya insektisida, herbisida, dan fungisida.
Pestisida yang sebenarnya hanya untuk membunuh organisme penggangu (hama), pada kenyataannya menyebar ke
lingkungan dan meracuni mikroba, jamur, hewan, dan tumbuhan lainnya.
3.
Pencemaran
Bahan pencemar juga dapat membunuh mikroba, jamur, hewan dan tumbuhan
penting. Bahan pencemar dapat berasal dari limbah pabrik dan limbah rumah
tangga
4.
Perubahan
Tipe Tumbuhan
Tumbuhan
merupakan produser di dalam ekosistem. Perubahan tipe tumbuhan misalnya
perubahan dari hutan hujan tropik menjadi hutan produksi dapat mengakibatkan
hilangnya tumbuh-tumbuhan liar penting. Hilangnya jenis-jenis tumbuhan tertentu
dapat menyebabkan hilangnya hewan-hewan yang hidup bergantung pada tumbuhan
tersebut.
5.
Masuknya
Jenis Tumbuhan dan Hewan Liar
Tumbuhan
atau hewan liar yang masuk ke ekosistem dapat berkompetisi bahkan membunuh
tumbuhan dan hewan asli.
6.
Penebangan
Penebangan
hutan tidak hanya menghilangkan pohon yang sengaja ditebang, tetapi juga
merusak pohon-pohon lain yang ada di sekelilingnya. Kerusakan berbagai
tumbuh-tumbuhan karena penebangan akan mengakibatkan hilangnya hewan. Jadi,
penebangan akan menurunkan plasma nutfah.
7.
Seleksi
Secara
tidak sengaja perilaku kita mempercepat kepunahan oraganisme. Sebagai contoh,
kita sering hanya menanam tanaman yang kita anggap unggul misalnya mangga
gadung, mangga manalagi, jambu bangkok
. Sebaliknya kita menghilangkan tanaman yang kita anggap kurang unggul,
misalnya mangga golek, nangka celeng.
Menurunnya keanekaragaman hayati menimbulkan masalah lingkungan yang
akhirnya merugikan manusia. Misalnya, penebangan hutan mengakibatkan banjir.
Hewan-hewan yang hidup di dalam hutan misalnya babi hutan, gajah, kera,
menyerang lahan pertanian penduduk karena habitat mereka semakin sempit, dan
makanan mereka semakin berkurang.
Menurunnya populasi serangga pemangsa (predator) karena
disemprot dengan insektisida mengakibatkan terjadinya ledakan populasi serangga
yang dimangsa. Jika serangga ini memakan tanaman pertanian, maka ledakan
serangga tersebut sangat merugikan petani.
8.
Fragmentasi
dan hilangnya habitat
Pembuatan bendungan, pembangunan daerah pinggir pantai,
ekstensifikasi pertanian, penebangan hutan.
9.
Introduksi
Spesies
Yaitu upaya mendatangkan spesies asing ke suatu wilayah yang
telah memiliki spesies lokal.
10.
Eksploitasi
hewan dan tumbuhan berlebih
Misal penggunaan padi unggul menyebabkan punahnya padi tradisional.
Kebutuhan pangan dan ketamakan manusia.
11.
Pencemaran tanah, air, dan udara
Mikroorganisme tanah banyak yang mati akibat pencemaran dari
limbah logam berat perindustrian dan pertanian, tumbuhan dan organisme tanah di
hutan rusak karena hujan asam.
12.
Perubahan Iklim Global
Pencemaran udara mengakibatkan kenaikan suhu bumi. Tiap
kenaikan 1° C akan menggantikan batas toleransi beberapa spesies di daratan
sekitar 125 km ke arah kutub atau 150 m vertikal ke arah gunung. Permukaan air
laut akan naik dan beberapa pulau akan tenggelam.
13.
Industrialisasi Pertanian dan
Kehutanan
Pemuliaan tanaman menyebabkan terjadinya sistem penanaman
monokultur sehingga keanekaragaman hayati di suatu wilayah menurun.
BAB III
PEMBAHASAN 2
A.
MANFAAT KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP
1.
Sumber
Obat dan Kosmetik
v Masyarakat Lombok mengenal pule,
laos, turi, temulawak, alang-alang, pepaya, sukun, nenas, jahe, jarak, lada, kopi, pisang, lontar, cemara,
bangkel, dan duwet sebagai obat kontrasepsi dan diramu menjadi 30 macam obat
lain.
v Masyarakat Sumbawa mengenal akar
salban, akar sawak, akar kesumang, batang malang,
dan kayu sengketan sebagai ramuan minyak urat.
v Masyarakat Rejang Lebong, Bengkulu
menggunakan Peronema canescens danBrucea javanica
untuk obat malaria.
2.
Sumber
pangan, papan, dan sandang.
Contoh : Daging ayam dan daging sapi yang dimanfaatkan
sebagai sumber pangan, batang pohon jati yang digunakan sebagai bahan untuk
pembuatan rumah, dan pohon kapas sebagai sumber sandang.
3.
Lahan Penelitian dan Pengembangan Ilmu,
Suaka marga satwa dan cagar alam dapat digunakan sebagai
tempat pendidikan dan penelitian, karena dari tempat tersebut kita dapat
mengetahui berbagai informasi atau pengetahuan mengenai aneka ragam flora dan
fauna.
4.
Sarana
Peningkatkan Nilai Budaya.
Yang
dimaksud nilai budaya ialah hasil karya seseorang yang berasal dari kekhasan
keanekaragaman hayati. Contohnya adalah bentuk sayap dan cara terbang burung
yang memberikan inspirasi dalam penemuan pesawat terbang.
5.
Sumber
Plasma Nutfah
Plasma Nutfah ialah sifat-sifat unggul pada hewan,
tumbuhan dan mikroba dan bersumber dihutan. 5 Akan tetapi dari hewan, tumbuhan, dan mikroba tersebut
ada yang belum diketahui fungsinya. Namun, walaupun belum diketahui fungsinya
kita jangan memusnahkannya karena mungkin saja didalamnya terkandung suatu zat
yang berperan penting bagi kehidupan.
- Sumber
Pendapatan
Yang
dimaksud sumber pendapatan yaitu pemanfaatan suatu bagian tertentu pada flora
dan fauna yang dapat dijual dan hasilnya digunakan sebagai sumber pendapatan. Contoh : kayu
gaharu yang digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan kosmetik.
- Sarana
Rekreasi
Melimpahnya
Keanekaragaman hayati akan menjadikan suatu kawasan memiliki pemandangan yang
indah, sehingga kawasan tersebut dapat dikembangkan sebagai kawasan ekoturisme
(wisata alam).
- Penunjang
Keberlanjutan Ekosistem
Keanekaragaman Hayati yang tinggi akan memperkokoh
ekosistem. Ekosistem dengan keanekaragaman hayati yang rendah merupakan
ekosistem yang tidak stabil. Sebagai contoh adalah peran Orang Utan sebagai
penyebar biji. Menurut penelitian Dr. Birute Galdikas, di Taman Nasional
Tanjung Puting Kalimantan diketahui jika Orang Utan di Kalimantan memakan kira
– kira 200 jenis buah – buahan dan menjadi perantara penting bagi penyebaran 70
persen jenis tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi penting.6
Dengan demikian dapat disimpulkan jika keberadaan Orang Utan di Kalimantan
musnah maka kondisi keanekaragaman hayatinya, khususnya tumbuhan juga terancam
punah.
8.
Sumber
Energi
Energi merupakan kebutuhan yang sangat
penting bagi manusia terutama pada era industri saat ini. Keanekaragaman hayati
ternyata juga mempunyai peran penting dalam penyediaan energi bagi kehidupan
manusia. Sebagaimana kita ketahui sumber energi yang berupa minyak dan gas
(Migas) berasal dari fosil – fosil hewan dan tumbuhan yang tertimbun di dalam
tanah selama jutaan tahun. Selain itu juga telah diketahui jika pohon jarak
dengan melalui proses pengolahan tertentu ternyata dapat menghasilkan minyak
yang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar .
B. Dampak
buruk dari kepunahan
Keanekaragaman makhluk hidup telah memberikan manfaat
bagi kehidupan manusia atau makhluk hidup lainnya. Sepantasnya manusia berusaha
dan bertindak untuk memelihara, mengembangkan dan menjaga keanekaragaman
makhluk hidup sebagai sumber daya alam hayati, agar senantiasa dapat memperoleh
manfaatnya. Mengapa dunia sekarang berada pada saat harus segera bertindak
melestarikan keanekaragaman makhluk hidup? Itu semua diakibatkan dampak buruk
yang terjadi karena kepunahan makhluk
hidup yang merugikan bagi manusia itu sendiri. Salah satu contohnya adalah pada
bidang pendidikan, para pelajar saat ini tidak dapat melihat secara langsung
berbagai jenis makhluk hidup di dunia ini, mereka hanya dapat membayangkan dan melihat
gambar-gambar nya saja. Hal ini terjadi akibat semakin banyaknya hewan dan
tumbuhan di dunia yang punah.
C.
Upaya Manusia Yang
Melestarikan dan Meningkatkan Keanekaragaman Makhluk
Hidup
Tidak semua aktifitas manusia berakibat menurunkan keanekaragaman hayati.
Ada juga aktivitas yang justru meningkatkan keanekaragaman hayati.
1. penghijauan
Kegiatan penghijauan meningkatkan keanekaragaman hayati. Kegiatan
penghijauan tidak hanya menanam tetapi yang lebih penting adalah merawat
tanaman setelah ditanam
2.
pembuatan taman kota
Pembuatan taman-taman kota selain meningkatkan kandungan oksigen,
menurunkan suhu lingkungan, mamberi keindahan, juga meningkatkan keanekaragaman
hayati.
3.
pemuliaan
Secara
tidak sengaja perilaku kita mempercepat kepunahan oraganisme. Sebagai contoh,
kita sering hanya menanam tanaman yang kita anggap unggul misalnya mangga
gadung, mangga manalagi, jambu bangkok. Sebaliknya kita menghilangkan tanaman
yang kita anggap kurang unggul, misalnya mangga golek, nangka celeng.
Menurunnya keanekaragaman hayati menimbulkan masalah lingkungan yang
akhirnya merugikan manusia. Misalnya, penebangan hutan mengakibatkan banjir.
Hewan-hewan yang hidup di dalam hutan misalnya babi hutan, gajah, kera,
menyerang lahan pertanian penduduk karena habitat mereka semakin sempit, dan
makanan mereka semakin berkurang.
Menurunnya populasi serangga pemangsa (predator) karena disemprot dengan
insektisida mengakibatkan terjadinya ledakan populasi serangga yang dimangsa.
Jika serangga ini memakan tanaman pertanian, maka ledakan serangga tersebut
sangat merugikan petani.
4.
Pengembang biakan
Hewan atau tumbuhan langka dan rawan punah dapat dilestarikan dengan
pembiakan secara in situ dan ex situ.
Pembiakan secara in situ adalah pembiakan di dalam
habitat aslinya. Misalnya mendirikan Cagar Alam Ujung Kulon, Taman Nasional
Komodo.
Pembiakan secara ex situ adalah pembiakan di luar
habitat aslinya, namun suasana lingkungan dibuat mirip dengan aslinya. Misal
penangkaran hewan di kebun binatang (harimau, gajah, burung jalak bali).
5.
Memelihara kelestarian hutan
Hutan merupakanhabitat
berbagai jenis tumbuhan dan hewan. Oleh sebab itu kelestariannya harus dijaga.
Untuk melindungi hutan perlu dilakukan tindakan, seperti :
v
Reboisasi, yaitu menanami kembali
hutan-hutan yang telah gundul.
v
Melakukan tebang pilih, artinya kalau kita
memerlukan kayu, pohon yang akan ditebang harus memenuhi syarat umur dan
ukuran.
v
Menghindari kebakaran hutan.
6.
Menetapkan daerah perlindungan alam
Pemerintah di bawah
Menteri Kehutanan mempunyai suatu badan yang menangani daerah-daerah
perlindungan alam, yaitu PHDA (Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam). Di
Indonesia terdapat sekitar 350 daerah
perlindungan alam yang tersebar di berbagai propinsi. Daerah perlindungan alam
tersebut digolongkan berdasarkan ukuran, keunikan, ekosistem, dan fungsinya.
v Hutan Suaka Alam
Apakah kamu pernah mendengar tentang
hutan suaka alam? Hutan Suaka Alam adalah hutan yang mempunyai fungsi sebagai pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan hewan serta ekosistemnya, dan sebagai wilayah
penyangga kehidupan. Penyangga kehidupan artinya harus mampu memenuhi kebutuhan
makhluk yang hidup di dalamnya. Kawasan suaka alam dibagi menjadi dua wilayah,
yaitu:
a.
Cagar Alam
Cagar Alam,
mempunyai ciri berupa tumbuhan, hewan, dan ekosistem tertentu yang perlu
dilindungi untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, yang berlangsung
secara alami.
mempunyai ciri khas berupa keragaman dan atau keunikan jenis
hewan bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Untuk kelangsungan hidupnya,
dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. Beberapa contoh suaka margasatwa di
Indonesia dapat kamu lihat pada tabel berikut ini.
Apakah di
daerahmu ada hutan? Termasuk jenis hutan apa? Hutan Pelestarian Alam merupakan
hutan dengan ciri khas tertentu, fungsi utamanya untuk perlindungan sistem
penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan, serta
pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Hutan ini
terbagi atas wilayah,
yaitu taman nasional , taman hutan raya, dan taman wisata alam.
v Taman Nasional
merupakan
kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem wilayah. Sistem wilayah
ini terdiri atas wilayah inti dan wilayah lain yang dimanfaatkan untuk tujuan
ilmu pengetahuan, pariwisata, rekreasi, dan pendidikan. Contoh taman nasional
yaitu taman nasional Gunung Gede Pangrango di Pulau Jawa dan Taman Nasional
Kerinci Seblat di Sumatra.
v Taman Hutan Raya
adalah kawasan pelestarian alam,
terutama dimanfaatkan untuk koleksi tumbuhan atau hewan; baik alami atau
buatan, jenis asli atau bukan asli. Taman hutannya dibuat untuk tujuan ilmu
pengetahuan, pendidikan dan pelatihan, budaya, pariwisata, dan rekreasi. Contoh
taman hutan raya, yaitu Kebun Raya Bogor di Jawa Barat
adalah hutan wisata yang memiliki
keindahan alam, baik keindahan tumbuhan, hewan, maupun keindahan alam yang
mempunyai corak khas untuk dimanfaatkan bagi kepentingan rekreasi dan
kebudayaan. Contoh taman wisata alam, antara lain Pulau Kembang di Kalimantan,
Danau Towuti, Danau Matano dan Mahalono di Sulawesi, Danau Lebu, dan Pulau
Menipo di Nusa Tenggara. Pemerintah juga menetapkan taman laut, sebagai wilayah
lautan yang mempunyai ciri khas berupa keindahan dan keunikan. Taman laut
khusus digunakan sebagai kawasan laut untuk dibina dan dipelihara guna
perlindungan ekosistem laut, rekreasi, pariwisata, pendidikan, dan kebudayaan.
Contohnya Taman Nasional Laut Bunaken, Taman Wisata Laut di Sulawesi, Taman
Wisata Laut Teluk Kupang, dan Taman Wisata Laut Teluk Maumere di Nusa Tenggara.
Seperti kamu
ketahui makhluk hidup terdiri atas manusia, hewan, dan tumbuhan. Semua
kebutuhan hidup manusia berasal dari hewan dan tumbuhan. Begitu pula hewan
memerlukan tumbuhan dan hewan itu sendiri, juga tumbuhan memerlukan hewan dan
tumbuhan itu sendiri. Oleh karena itu, kelestarian makhluk hidup harus kita
jaga.
D. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Makhluk
Hidup Di Riau
Di Riau upaya
pelestarian keanekaragaman makhluk hidup dilakukan dengan beberapa cara, antara
lain :
1. Merencanakan
pembangunan suatu cagar biosfer (biosphere reserve) di Provinsi Riau. Ini
penting diwujudkan untuk menciptakan sinergi antara upaya mengoptimalisasi
industri kehutanan dan pelestarian keanekaragaman hayati di hutan.
2. Melakukan
pembangunan hutan, seperti :
v Hutan
Lindung (Ha)
v Hutan
Suaka Alam dan Wisata (Ha)
v Hutan
Produksi Tetap (Ha)
v Hutan
Produksi Terbatas (Ha)
v Hutan
Bakau (Ha)
3. Reboisasi
dan penghijauan.
4. Memperketat
pengawasan terhadap praktek illegal loging.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
v
Makhluk hidup di dunia ini
sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut disebut dengan sebutan
keanekaragaman hayati atau biodiversitas. Setiap sistem lingkungan memiliki
keanekaragaman hayati yang berbeda. Keanekaragaman hayati ditunjukkan oleh
adanya berbagai variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat dari makhluk
hidup lainnya.
v
Keanekaragaman hayati
disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Terdapat
interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan dalam mempengaruhi sifat
makhluk hidup.
v
Kegiatan manusia dapat
menurunkan keanekaragaman hayati, baik keanekaragaman gen, jenis maupun keanekaragaman
lingkungan. Namun di samping itu, kegiatan manusia juga dapat meningkatkan
keanekaragaman hayati misalnya penghijauan, pembuatan taman kota, dan
pemuliaan.
v
Pelestarian keanekaragaman
hayati dapat dilakukan secara in situ dan ex situ dsb.
B. Saran
Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa materi yang
kami buat ini masih banyak kekurangan. Jadi untuk itu kami meminta kepada
saudara saudari semuanya untuk memberikan saran, kritikan, dan hal-hal lainnya
yang bisa membangun untuk menuju kepada yang lebih baik. agar manfaat ini dari makalah ini dapat
diambil penulis dan orang yang mambacanya.
DAFTAR
PUSTAKA
v
Syamsuri,
Istamar dkk. 2002. IPA Biologi untuk SLTP kelas 1. Malang. Erlangga.
v
Sugiarto, Teguh
dan Ismawati, Eny. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam kelas VII. Jakarta. Pusat
Perbukuan.
v
. 2004. SAINS BIOLOGI
kelas VII. Erlangga
v
Marni, Desi dkk.
2011. Makalah Penentuan Nilai Akhir. Bukittinggi. STAIN Bukittinggi.
v Buku: BIOLOGI untuk SMA/MA KELAS X Semester 2
v http://www.crayonpedia.org/mw/Klasifikasi_Makhluk_Hidup_7.2
v http://kakgilang.multiply.com/journal/item/6
v http://www.crayonpedia.org/mw/PELESTARIAN_MAKHLUK_HIDUP_6.1_YAYAT_IBAYATI
v http://arnold040993.wordpress.com/2009/02/17/keanekaragaman-hayati/
v
http://id.wikipedia.org/wiki/Keanekaragaman_hayati
v
http://kesbangpollinmas.riau.go.id/statis-19-kehutanan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar