Tampilkan postingan dengan label Sastra. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sastra. Tampilkan semua postingan

Kamis, 14 Mei 2015

Lomba Tema "Kisah Putih Abu-Abu" dan "Sahabat Pena" Oleh Risty Arvel dan Ocha Thalib - DL 15 Mei 2015






A. LOMBA TEMA KISAH PUTIH ABU-ABU OLEH RISTY ARVEL
Hai, jumpa lagi! Kemarin pada ikutan event bertema rindu dan pohon kenangan kan? Dan sekarang para kontributornya lagi nunggu buku terbit. Yap, sabar ya, bukunya sedang tahap penyusunan dalam antrian di meja editornya. Sambil menunggu buku bertema rindu dan pohon kenangan, ikutan event penerbit meta kata lagi yuk. Kali ini ada dua temanya adalah kisah putih abu-abu dan sahabat pena.
Sebagian dari teman-teman sudah mengalami indah-getirnya masa SMA kan? Bisa jadi masa cinta pertama, masa BFF, guru killer atau pelajaran matematika yang bikin sakit kepala. Oke deh, tak perlu berpanjang-panjang ya, berikut adalah persyaratannya :
  1. Lomba terbuka untuk umum.
  2. Lomba dibuka dari tanggal 19 April sampai dengan 15 Mei 2015 (pukul 23:59 WIB). 
  3. Membagikan info lomba ke minimal 20 teman facebook, twitter, atau posting di blog pribadi (pilih salah satu).
  4. Like FansPage “Penerbit Meta Kata” dan bergabung dalam grup “Pena Meta Kata”.
  5. Naskah dalam bentuk  :
Flash Fiction : panjang naskah maksimal 500 kata, ditambah biodata narasi maksimal 50 kata (lengkapi dengan akun facebook dan alamat email). Naskah dan biodata narasi tidak boleh dipisahkan.
  1. File naskah menggunakan format Ms. Word 2003/2007, A4, Time New Roman 12pt, spasi 1.5cm, batas margin rata-rata 3 cm (1,18 inci) untuk setiap sisi.
  2. Tulis subjek email dan nama file: judul_nama penulis jika dikirim ke arvelristy13@gmail.com
  3. Setiap peserta hanya boleh mengirimkan satu naskah terbaiknya makanya tulis satu kisah putih abu-abumu yang sangat berkesan atau pun inspiratif.
  4. Update peserta bisa dilihat di dokumen grup “pena meta kata” dengan nama “Update Peserta Kisah Putih Abu-Abu” yang dilakukan oleh Risty Arvel setiap hari senin dan kamis.
10.  Akan dipilih 2 (dua) naskah pemenang masing-masing event yang akan mendapatkan hadiah berikut:
FF terbaik 1: mendapat pulsa sebesar 25 ribu rupiah plus voucher penerbitan sebesar 100.000 plus e-sertifikat.
FF terbaik 2: mendapatkan voucher penerbitan sebesar 100.000 plus e-sertifikat.
#Catatan: Hadiah dalam bentuk VOUCHER PENERBITAN, hanya berlaku selama 6 bulan setelah pengumuman pemenang dan tidak dapat diuangkan juga tidak dapat digabungkan dengan voucher lainnya.
11.  Selain naskah pemenang, juga akan dipilih puluhan naskah nominator yang akan dibukukan bersamaan dengan naskah pemenang dan setiap nominator akan mendapatkan diskon 10% dalam pembelian buku terbit dan kontributor yang membeli akan memperoleh e-sertifikat yang dikirim ke e-mail.
12.  Hasil lomba akan diumumkan pada tanggal 28 mei 2015.


B. LOMBA BERTEMA SAHABAT PENA oleh Bunda Ocha Thalib
Pasti sebagian dari kalian memiliki sahabat pena, bisa jadi melalui surat-menyurat atau pun postcard seperti hobi Bunda Ocha Thalib. Di antara beberapa sahabat penanya pasti ada satu-dua cerita yang membuat kalian tersenyum geli atau pun terharu. Oke tak perlu berpanjang-panjang, ya, yuk ikutan dan simak aja persyaratannya sebagai berikut :
1. Lomba terbuka untuk umum.
2. Lomba dibuka dari tanggal 19 april sampai dengan 15 mei 2015 (pukul 23:59 WIB). 
3. Membagikan info lomba ke minimal 20 teman facebook, twitter, atau posting di blog pribadi (pilih salah satu).
4. Like FansPage “Penerbit Meta Kata” dan bergabung dalam grup “Pena Meta Kata”.
4 Naskah dalam bentuk  : Flash Fiction panjang naskah maksimal 500 kata, ditambah biodata narasi maksimal 50 kata (lengkapi dengan akun facebook dan alamat email). Naskah dan biodata narasi tidak boleh dipisahkan.
5. File naskah menggunakan format Ms. Word 2003/2007, A4, Time New Roman 12pt, spasi 1.5cm, batas margin rata-rata 3 cm (1,18 inci) untuk setiap sisi.
6. Tulis subjek email dan nama file: judul_nama penulis dikirim ke pena.metakata@gmail.com
7. Setiap peserta hanya boleh mengirimkan satu naskah terbaiknya yang berkaitan dengan sahabat pena.
8. Update peserta bisa dilihat di dokumen grup “pena meta kata” dengan nama “Update Peserta event sahabat pena”.
9. Akan dipilih 2 (dua) naskah pemenang masing-masing event yang akan mendapatkan hadiah berikut:
FF terbaik 1 : memperoleh pulsa 25 ribu + Voucer Penerbitan Senilai Rp 100.000 + E-sertifikat
FF terbaik 2 : voucher penerbitan senilai Rp 100.000 +e-sertifikat.
#Catatan: Hadiah dalam bentuk VOUCHER PENERBITAN, hanya berlaku selama 6 bulan setelah pengumuman pemenang dan tidak dapat diuangkan juga tidak dapat digabungkan dengan voucher lainnya.
10. Selain naskah pemenang, juga akan dipilih puluhan naskah nominator yang akan dibukukan bersamaan dengan naskah pemenang dan setiap nominator akan mendapatkan diskon 10% dalam pembelian buku terbit dan kontributor yang membeli akan memperoleh dan e-sertifikat yang dikirim ke e-mail.
11. Hasil lomba akan diumumkan pada tanggal 28 Mei 2014



Oke, Mohon diperhatikan semua aturan yang ada dan Selamat berkarya….
NB: dilarang menanyakan pertanyaan yang sudah ada di pengumuman event, seperti kapan deadline, update peserta ada di mana, dsb. Dilarang menghubungi PJ secara personal (melalui inbox).

Salam,
a.n.
Penanggungjawab
Risty Arvel dan Bunda Ocha Thalib

19 April 2015 at 09:57
https://www.facebook.com/notes/risty-arvel/lomba-tema-kisah-putih-abu-abu-dan-sahabat-pena-dl-15-mei-2015-oleh-risty-arvel-/899362416772260?pnref=story

Selasa, 26 November 2013

Cerita Hikmah 'Mengapa Berteriak'.

Cerita Hikmah 'Mengapa Berteriak'
dibawakan oleh Gege Prama dalam album Resonansi Jiwa

Suatu hari, sang guru bertanya pada muridnya, "mengapa ya. . ketika seseorang dalam keadaan marah, ia berbicara dengan suara kuat bahkan berteriak?"

Seorang murid yang dari tadi berfikir cukup lama, mengangkat tangannya, lalu menjawab,"ya. . karena pada saat itu, mereka telah kehilangan kesabarannya. Karena itulah mereka berteriak."

Tapi, teman di sebelahnya menjawab, "Tapi kenapa berteriak?! Apakah ia tidak dapat bicara secara halus?"
Sang guru pun akhirnya bertanya kembali. Hampir seluruh murid memberi alasan. Namun tidak satu pun yang memuaskan. Melihat hal itu, sang guru lalu berkata:

"Anak-anakku. . Ketika dua orang berada dalam situasi kemarahan. Jarak antara kedua hati mereka menjadi amat jauh. Walaupun secara fisik, mereka dekat. Karena itulah mencapai jarak yang demikian jauh mereka harus berteriak satu sama lain.
Tapi anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin menjadi marah. Dan dengan sendirinya jarak hati antara keduanya lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi.

Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang jatuh cinta. Mereka tak hanya berteriak, namun ketika mereka bicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apapun itu, keduanya bisa menjelaskan dengan jelas. Ayo. . Mengapa demikian?" sang guru bertanya sambil memperhatikan muridnya.
Mereka tampak berfikir amat dalam, namun tidak satupun berani memberikan jawaban.

"Anak-anakku. . Karena hati mereka begitu dekat. Hati mereka sama sekali tidak ada jarak. Pada akhirnya, sepatah kata pun tidak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja, amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan. Untuk itu, ketika kalian dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak di antara kalian berdua.

Akan lebih baik, jika tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kalian. Mungkin di saat seperti itu, tidak mengucapkan kata-kata merupakan cara yang lebih bijaksana. Karena waktu akan membantu kalian suatu saat nanti. . "



----------
Nah, saudaraku. Mungkin apa yang dicoba disampaikan cerita ini, dapat menjawab pertanyaan kita yang selama ini: kenapa ya? Ketika saya berhadapan atau berbicara dengan orang yang saya segani, saya hormati, dan saya cintai, saya berbicara dengan pelan, tak banyak yang mampu tersampaikan? Padahal banyak yang seharusnya ingin saya tanyakan, banyak yang ingin saya ceritakan, saya bicarakan? Ya, mungkin karena hati kita telah merasa dekat. Seakan-akan kita telah saling mengerti satu sama lain.
----------


Pertama mendengarkan (karena berupa file musik) cerita ini, saya cukup tertarik. Jika ada kesempatan, saya ingin sekali membawakan cerita ini di sekolah atau di mana saya dapat berbagi. ^^


[ `alfandi ]
[ Hamdi Alfansuri ]

“Saatnya SI PEMIMPI menjadi SANG PEMIMPIN”


“Saatnya SI PEMIMPI menjadi SANG PEMIMPIN”

Beberapa waktu yang lalu saya membaca sebuah kalimat pada iklan disalah satu siaran TV swasta yang cukup menarik menurut saya. Bunyinya seperti judul tulisan ini:
Saatnya Si Pemimpi menjadi Sang Pemimpin

Kalimat di atas mempunyai daya tarik yang kuat. Dan membuat pikiran saya tertarik untuk mengolahnya. Dan pada akhirnya terciptalah tulisan ini.
Pertama, kita harus mengetahui siapa sih yang disebut sebagai Si Pemimpi. Dan siapa pula yang dianggap sebagai Sang Pemimpin. Untuk mengetahuinya mari kita uraikan satu persatu.

Si Pemimpi, siapa itu Si Pemimpi? Si Pemimpi adalah seorang yang memiliki impian yang tinggi dan ia suka berangan-angan membentuk kreasi dan inovasi yang baru. Si Pemimpi ini biasanya identik dengan kerja keras dan usaha yang sungguh-sungguh. Dikarenakan Si Pemimpi harus meyakini bahwa diperlukan usaha untuk mencapai sebuah kesuksesan. Maka, Si Pemimpi harus memiliki kerja keras dan usaha untuk menggapai impian yang telah ia gantungkan di langit-langit kesuksesan.

Sang Pemimpin, seperti apa sih Sang Pemimpin itu? Sang Pemimpin mungkin dapat dikatakan sebagai orang yang mengetuai, mengepalai, atau yang memimpin sebuah sekelompok orang, atau organisasi, atau suatu wilayah tertentu. Tentunya Sang Pemimpin harus memiliki sifat yang bertanggung jawab karena semua yang ada di bawah kepemimpinannya berada di atas pertanggung jawabannya. Selain itu Sang Pemimpin juga harus memiliki sifat yang bijaksana, adil, jujur dan tentunya dapat menjaga amanah yang diberikan kepadanya.

Dari ulasan di atas dapat dilihat bahwa Si Pemimpi dan Sang Pemimpin memiliki sifat tersendiri. Lalu sosok Sang Pemimpin yang seperti apa yang cocok untuk Indonesia tercinta ini? Ya, sosok seperti Si Pemimpi yang selalu berinovasi menciptakan sesuatu yang baru dengan kerja keras dan usaha yang sungguh-sungguhnya.

Karena kini sudah saatnya Si Pemimpi menjadi Sang Pemimpin untuk Indonesia yang miskin akan sosok Sang Pemimpin.

Tentang Peenulis:
Hamda Alfansuri, dilahirkan pada tanggal 16 Juni 1997 di kota Bukittinggi. Kini ia bersekolah di SMP Negeri 23 Pekanbaru. Tergabung dalam sebuah wadah kepenulisan Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia (ID-FAM795s Pekanbaru). Dan juga aktif dalam Sastra Remaja 11. Beralamatkan di Jl. Garuda Sakti Perum. Taman Bidadari Blok B 12. Dapat dihubungi melalui email ke h4everalfansuri08@yahoo.co.id atau via sms/telepon ke nomor 085669059920.

Puisi-puisi Hamdi Alfansuri @Xpresi Riau Pos 16 Des 2012


Pengantar:
Puisi-puisi ini diterbitkan di rubrik Puisi halaman Xpresi harian pagi Riau Pos pada 16 Desember 2012 (udah lama banget ya?). Mungkin udah ada yang pernah baca ya?
Ini adalah kali pertama karya saya dipublikasikan di media cetak. Saat ini ingin mencoba lagi, tapi belum kesampaian. hmm, insyaAllah bulan ini saya ngirim lagi, dan.. moga-moga bisa dipublish lagi.. (aamiin.. hehe)
Selamat membaca, jika berkenan silakan meninggalkan like, dan komentarnya ya.. hihi 
Terima kasih..

(1) Cipta Manusia

Tatkala
Maka,
Aku Hampa!

Ketika
Jadi,
Aku sirna!

Karena
Engkau
Aku ada!

Tuhan
Satu
Maha Esa!


(2) Beda Beda

Lahir dengan perbedaan
Dibesarkan dengan cara berbeda
Tumbuh bersama pembedaan
Diperlakukan tak sama
Perhatian untukku pun juga luar biasa
Karena aku memang berbeda
Aku istimewa!


(3) Lakon Cahaya
: untuk pemain lakon di balik layar

Perlahan kuamati
Engkau tak lagi fasih
Memainkan lakon cahaya
Lakon ceria penuh canda
Yang engkau perankan hanya untukku
Untuk menghibur
Jiwa-jiwa pengejar asa

Kini, setiap gerak-gerikmu
Engkau seakan dibebani sesuatu
Langkahmu tak seperti dulu lagi
Apakah perihal?
Adakah hubungannya dengan kabar kepergianmu?
Kabar perpisahan kita?

Andai, aku mampu masuk dalam ceritamu
Berada di sisi panggung hatimu
Aku akan ikut bersandiwara
Menemani rasamu
Rasa rinduku


(4) Paradigma Baru

Kini dalam dada ini
Terasa sebuah fluktuasi tak menentu
Kadang tenang, kadang goyang
Elektron-elektron negatif menutupi sebagian besar proton yang tak lagi berdaya
Hingga dengan terpaksa neuron-neuron dalam jiwa
Pun sistem koordinasi ikut harus mengikuti perubahan dan paradigma baru ini
Manis tak lagi kurasa manis
Namun pahit semakin pahit
Yang indah mulai berubah
Yang salah semakin tak mau mengalah
Paradigma ini membuat diriku semakin terguncang
Terkadang tertekan, tersudut pada ujung pilihan
Lelah memang, berlama-lama larut dalam keserbasalahan
Tapi ini adalah jalan hidupku
Garis-garis takdir yang telah ditetapkan khusus untukku
Tak mau mengikuti, maka mati!


(5) Pulang

Letak harap
Hilang asa
Ambil nyata
Lepas mimpi
Dekati diri
Pergi sendiri
: Mati


Hamdi Alfansuri,bersekolah di SMP Negeri 23 Pekanbaru. Aktif di Forum Aktif Menulis (FAM)Pekanbaru. Email hamdi.alfandi@yahoo.com, twitter@alfansuri08

Suka atau Tidak Suka, Jalani Saja!

 “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui,” [Q.S. Al Baqarah: 216 ]


Andai kita mampu menulis skenario hidup kita sendiri. Tentu hidup juga tak akan seseru ini. Karena kita telah tahu apa yang akan kita lalui. Tidak akan banyak kejutan-kejutan yang akan kita temui.

Kita telah tahu apa yang terjadi pada diri kita. Bagaimana respon orang lain terhadap apa yang kita lakukan. Kapan kita akan menamatkan sekolah, meraih gelar sarjana, menikah, punya anak, bla.. bla.. bla..

Kita bisa saja menulis sesuatu yang baik untuk kita, hidup tanpa masalah, atau apa saja yang kita suka. Atau menjauhkan diri kita dari apa-apa yang tidak kita suka. Tapi itu semua lama-kelamaan tentu juga akan terasa membosankan. Benar-benar membosankan. Kita hidup hanya bergantung pada diri kita sendiri.

Makabiarkan Allah menuliskannya untuk kita, sebuah jalan indah yang diridhaiNya. Tak perlulah rasanya kita terus gelisah, berkeluh kesah padaNya. Sekalipun itu bukan yang kita suka. Karena boleh jadi itu adalah yang terbaik untuk kita.

Masalah, musibah, cobaan, atau apapun itu yang mungkin kurang kita sukai. Jalani, nikmati, dan syukuri saja. Kita tahu, kita memang tidak menginginkannya. Tapi Allah lebih Mengetahui apa yang kita butuhkan.

Allah memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Karena tidak ada sesuatu yang dicipkatakan dalam keadaan yang sia-sia. Kita membutuhkan semua itu, untuk dapat menjadi pribadi yang lebih baik, tegar, teguh pendiriannya, sabar,dan tabah.

Tak perlulah kita mengumpat, mengeluh atas apa yang kita terima. Suka atau tidak suka. Ingat! Allah Maha Mengetahui isi hati manusia. Karena bisa saja semua itu adalah yang terbaik untuk diri kita.

Marilah kita jadikan semua yang kita terima dalam hidup ini, alat untuk mendekatkan diri pada Sang Maha Mengetahui, untuk memperbaiki diri menjadi yang lebih baik,dan dapat bermanfaat bagi orang lain selama kita masih diberi kesempatan untuk menjadi aktor dalam skenario singkat ini.

Salam ukhuwah!

Hamdi Alfansuri, 30 Mei2013

*semoga bermanfaat! ^^

Jumat, 04 Januari 2013

Kisah Semut



                                                                             Imajinasi, Hamdi Alfansuri
Pagi yang cerah disambut ceria serangga-serangga kecil. Cuaca yang tak begitu panas, membiarkan para capung hilir mudik terbang kesana kemari, lebah berpindah-pindah menghisap madu,  semut yang saling bahu-membahu mencari persediaan makanan untuk musim panas.

Kamis, 19 Juli 2012

Mau jadi penulis?


oleh lana molen

Oke brother. Kali ini kita akan membahas bagaimana semestinya calon-calon penulis dalam mengejar mimpinya menjadi seorang penulis profesional. Penulis yang diakui khalayak sebagai penulis produktif yang punya kualitas. Halah.

Apa yang kupaparkan nantinya bedasarkan kisah nyata atau pengalamanku sendiri selama ini. Mulai dari niat untuk menjadi penulis sejak tahun 2009, proses mengejar cita-cita tersebut, dan hasil sementara hingga saat ini. Ada banyak cerita dan pengalaman yang cukup penting untuk kubagikan pada petitulen sekalian. Ini penting bagi mereka yang sampai sekarang masih saja bercita-cita ingin jadi penulis namun tak ada satu karya pun yang dapat ditelurkan.

Sebenarnya sob, aku adalah tipe orang pengkhayal. Banyak sekali khayalanku hingga kadang berimajinasi tentang sesuatu yang tak masuk akal, seperti menembus lorong waktu ke zaman berabad-abad silam atau berkhayal sebagai seorang detektif bayaran yang dapat menuntaskan apapun, termasuk korupsi (biar dilirik KPK). Pun juga, aku senang bercengkrama dengan masa laluku dengan berkhayal; saat aku dan adik-adikku melalui masa kecil yang keras, pengalamanku di lima pesantren, hingga persoalan 'cinta monyet' yang membelitku. Ya, aku memang terlalu senang berkhayal. Aku, tau kalian juga senang berkhayal kan? Murah dan enak. Hahahaha.
Cukup!

Disini, aku mengajak petitulen untuk kembali ke kebelakang. Lihat, kita ini sudah hidup belasan atau puluhan tahun. Ada banyak ide berupa tema, judul, atau bab yang bisa kita eksplorasi dari pengalaman hidup kita. Tentang masa kecil, remaja, saat sakit hati, jatuh cinta, masuk parit, pertama kali jatuh dari pohon, atau apalah. Pasti banyak sekali potongan mosaik yang mengambang-ngambang di alam pikiran kita. Oh, mungkin ada yang beralasan begini,

"Bang, selama hidup di dunia ini aku cuma makan-tidur sama kentut doang, jadi enggak ada hal menarik yang bisa diceritakan!"
"Wah cerita kamu pasti best seller ni. Karena cuma kamu di dunia ini yang hidup cuma makan-tidur sama kentut doang!"
Jadi, alasan enggak ada ide hanyalah alasan klasik dari sifat malas. Catat!
Oke, aku tau, masalah yang muncul tentang 'ide' adalah, kita punya selera ketika menulis. Tidak semua orang tertarik menulis fiksi! Persis, tidak semua orang juga tertarik menulis non fiksi! Ini sebenarnya yang menjadi masalah bagi penulis pemula. Terlalu milih-milih. Disuruh buat cerpen, "bukan gaya saya, saya suka tulisan yang alamiah."

"Nevermind! Coba tulis makalah?"

"Ah, malas lah!"

Ujung-ujungnya malas juga. Ya, sebenarnya kendala para penulis pemula itu adalah rasa malas yang sangat-sangat-sangat dibesar-besarkan.

Kita ambil hikmah dari ajang Indonesian Idol. Menjadi seorang penulis profesional, aku rasa mirip dengan menjadi seorang penyanyi profesional. Lihat saja, karakter vokal dari beberapa kontestan. Setiap kontestan memiliki karakter vokal dan genre yang berbeda. Sebut saja Dion dengan aliran swing dan si Kribo (aku lupa namanya) dengan karakter vokal nge-rock. Mereka bernyanyi dengan bagus. Namun, coba dengar komentar Anang yang menilai Dion, "Dion, kalau kamu bertahan di swing penonton akan bosan." Lihat siapa yang akhirnya juara. Regina adalah tipe penyanyi yang mampu memukau juri dan penonton bukan hanya karena karakter vokalnya, namun karena ia mampu memberikan warna pada setiap lagu yang ia bawakan. Mungkin kalau disuruh bawain lagu dangdut, pasti dia enggak akan menolak. "Ini tantangan!" katanya.

Begitu pula seharusnya calon penulis. Ia harus mau menulis apa saja. Saya katakan 'mau' bukan 'mampu'. Disuruh buat cerpen, oke! Opini? Enggak masalah! Artikel? Why not? Kalau makalah? Hadoooh! Oke2, aku tau membuat makalah memang membosankan.

Satu saat nanti, setelah kita mencoba berbagai macam tulisan, karakter tulisan kita pasti akan terlihat. Perlu diketahui juga, bahan bacaan sangat memengaruhi tulisan kita. Kalau kamu senang baca novel komedi, dan memang punya selera humor yang tinggi. Tulisan kamu nantinya pasti selalu diselipi humor-humor menggelitik. Saat orang yang membacanya tertawa, disitulah letak kepuasannya. Begitu juga orang yang senang membaca karya sastra klasik. Tulisannya pun akan terbaca berat oleh orang-orang awam. Namun, disaat orang yang mengerti membaca karya kamu dan terpikat, disitulah letak kepuasan yang mungkin hanya kamu sendiri yang merasakannya. Karakter tulisan tak mungkin bisa diciptakan dengan proses menulis yang hanya berlangsung seminggu sekali. Rutinitas menulis yang sifatnya repetisi akan menelurkan karakter tulisan kita secara alami. Minimal satu hari satu tulisan. "Kalau serius jadi penulis ne! Kalau enggak setahun sekali pun enggak apa-apa."

Masalah lain muncul, yaitu waktu. Banyak pemula yang selalu mengeluh karena waktu yang 24 jam begitu singkat buatnya. Alasan tugas, kerja, atau 'enggak sempat' selalu menjadi momok tersendiri. Akhirnya, tidak ada yang bisa dihasilkan kecuali keluhan-keluhan yang semakin lama semakin berlemak di otak. Padahal, baik jin dan manusia, selama masih tinggal di dunia, ya waktunya tetap 24 jam. Sekarang, tergantung komitmen untuk meluangkan beberapa jam waktu untuk mulai menulis. Tak masalah walau hanya satu paragraf. Buat saja, yang penting istiqomah. Sedikit demi sedikit akhirnya menjadi bukit. Remember it.

Dulu aku juga mengeluh tentang waktu. Sekarang, kalau ingin mengeluh, ya tetap tentang waktu. Tapi tak ada gunanya mengeluh. Akhirnya, Aku mulai menulis setiap hari di sebuah binder. Pertama kali menulis langsung proyek novel. Di halaman awal kubuat para pemerannya. Anak mudanya tentu aku sendiri. Kalau tidak salah, judulnya, "Ketika Cinta Bersahabat". Saat itu belum ada  komputer apalagi laptop. Bayangkan menulis di atas kertas. Aku begitu hati-hati menulis untuk meminimalisir kesalahan. Setelah berminggu-minggu aku kembali melihat tulisan-tulisanku.

"Busyet! Ini tulisan kok jelek amat! Ceritanya enggak karu-karuan. Kata-katanya campur aduk! Bahasanya lebay!" Dan ntah apalagi kesalahan yang membuat keningku berkerut. Tapi sob, aku menyadari ada perkembangan di tulisan-tulisanku berikutnya. Kurang puas, aku tanya sama temanku, Indah.

"Ia, kelihatan tulisanmu mulai bagus. Berbeda dengan sebelum-sebelumnya," kata si Indah yang setiap hari selalu membaca perjalanan novelku.
"Waccaauuu! Mantaf gan!" eksperiku kala itu.

Walau akhirnya novel "Ketika Cinta Bersahabat" harus dimusiumkan karena kehabisan ide.

Lalu, aku mulai menulis puisi. Waktu axis masih nyediain 1000 sms gratis, setiap hari puisi-puisiku bakal kukirim send all melalui sms kepada teman-teman. Berikutnya aku menjajal cerpen. Ada banyak cerpen yang kubuat. Tidak berhenti sampai disitu, aku mulai menulis esai untuk mengikuti sebuah kompetisi, menulis opini untuk majalah kampus, artikel islami untuk buletin jumat sampai jenis tulisan jurnalistik, seperti features, stright news dan soft news. Babat habis.
Akhirnya, aku menemukan gaya tulisanku. Entah kenapa genre tulisanku adalah komedi. Aku juga bingung. Tapi, aku merasa enjoy, lepas, dan mengalir ketika menuliskan cerita atau motivasi dalam balutan anekdot yang kadang terkesan lebay. Tapi jangan salah, aku selalu menyelipkan inspirasi dibalik setiap tulisanku, walaupun hanya sebagian orang yang mungkin menyadarinya.

Lalu, karena aku telah yakin bahwa karakter tulisanku bergaya komedi inspirasi. Aku bertekad membuat tulisan selama 100 hari sesuai dengan karakter tulisanku. Dari awal aku memang meniatkan, nantinya tulisanku ini harus terbit. Apapun ceritnya. Alhamdulillah akhirnya tercapai.

Oke, udah panjang kali ni.

Di paragraf terakhir ini aku mau menekankan pada kalian, setiap keinginan, visi, atau cita-cita harus dibalut dengan yang namanya target. Contoh, kalau seseorang ingin menjadi dokter, ia harus masuk jurusan kedokteran, jangan masuk jurusan pertanian. Seseorang mahasiswa kedokteran juga diberi target oleh universitas untuk menyelesaikan pendidikannya. Jika ia tidak mampu menyelesaikan pendidikannya, jangankan jadi dokter, jadi perawat aja enggak bisa. Begitu juga dengan calon penulis, ia harus punya target yang jelas. Misalnya, dalam satu bulan ini aku harus menghasilkan 5 cerpen. Dua bulan ini, tiga bulan ini, atau empat bulan ini aku harus ngapain. Ketika target-target jangka pendek tadi dapat terpenuhi, bersyukurlah dan berbahagialah, karena anda telah meraih mimpi-mimpi kecil anda.
Yakinlah, mereka yang dapat meraih mimpi di langit sana pasti melalui raihan mimpi-mimpi kecil yang mereka gantung di langit-langit kamarnya.

Keep fighting! Trust me, it’s work!

mau jadi penulis?? gabung yuk di Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia , caranya buka link ini http://famindonesia.blogspot.com/2012/07/panduan-dan-formulir-pendaftaran.html


Jumat, 20 Januari 2012

“Kembalikan sastra indonesia…!”


“Kembalikan sastra indonesia…!”

        I.            Latar belakang           :
Lambatnya perkembangan sastra indonesia.
      II.            Tujuan                                    :
Untuk mengetahui sebab dan akibat permasalahan.
    III.            Pembahasan              :
            sastra adalah salah satu budaya bangsa yang pernah meraih puncak kejayaan pada masa lama, yakni pada abad 20 (1901-2000) dimulai dari zaman balai pustaka (1920-1933) hingga akhir dasawarsa 1990. Saat itu banyak bermunculan sastrawan-sastrawan berbakat seperti dalam dunia puisi chairil anwar, taufik ismail, asrul sani, dan lain-lain. Karya-karya merekapun tidak hanya diam dalam lembaran coretan saja. Tapi, dapat terealisasikan dengan baik. Sehingga penikmat-penikmat sastra dapat menikmatinya. Namun sayang, perkembangan sastra mulai dikatakan lambat. Terutama pada tahun 2000-an, sastrawan-sastrawan baru indonesia mulai tak terdeteksi, mungkin, hanya abdurrahman faiz yang mampu menunjukkan diri dengan karyanya “untuk bunda dan dunia”. Semua terjadi disebabkan oleh menurunnya penikmat sastra indonesia pada dunia nyata. Sastra lamapun saat ini mulai terlupakan. Di zaman teknologi yang mulai canggih ini. Memang didunia maya perkembangan sastra telah mulai membaik. Dapat kita lihat, kini mulai banyak bermunculan situs-situs sastra dan ada juga beberapa pihak yang mengadakan lomba pada situs mereka dengan tujuan meningkatkan dan mengembalikan kejayaan sastra. Namun, perkembangan didunia maya ini memiliki beberapa kelemahan diantaranya, jangkauannya yang kurang luas. Sehingga, banyak penikmat-penikmat sastra yang tidak dapat merasakan perkembangan ini. Kelemahan ini disebabkan oeh beberapa hambatan, antara lain :
1.      Dunia maya / internet tidak dapat menjangkau seluruh kalangan.
2.      Masih banyaknya penikmat dan peminat sastra yang tidak dapat mengakses internet, bahkan menggunakan computer.
3.      Dan lain sebagainya.

   IV.            Kesimpulan                :
            dari pembahasan diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa lambatnya perkembangan sastra indonesia ini membawa beberapa akibat, seperti semakin menurunnya angka peminat dan penikmat sastra yang dapat menyebabkan sastra indonesia terlupa sebagai warisan budaya bangsa. Permasalahan mungkin disebabkan karena kurangnya pengembangan bakat, pengenalan sastra indonesia pada mayarakat luas. Jadi, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menyelesiakan permasalahan ini, seperti :
1.      Mensosialisasikan dan mengenalkan “apa itu sastra indonesia ?”.
2.      Menumbuhkan semangat cinta sastra.
3.      Meningkatkan pengembangan bakat sastra generasi muda indonesia.